ANALISIS KONFLIK BERLIAN DI SIERRA LEONE MENGGUNAKAN ANALOGI BAWANG BOMBAY

| Minggu, 27 Oktober 2013
NAMA                    :         RIA ROSIANNA S.
NIM                       :         1002045106
MATAKULIAH         :         MANAJEMEN DAN RESOLUSI KONFLIK
KELAS                    :         HI REGULER B ‘10

ANALISIS KONFLIK BERLIAN DI SIERRA LEONE
MENGGUNAKAN ANALOGI BAWANG BOMBAY

Gambar 1 : analogi konflik bawang bombay sebelum terlibatnya pihak eksternal
Dilihat dari gambar analogi bawang bombay diatas, jika diidentifikasi, sebenarnya pihak awal yang berkonflik di Sierra Leone adalah pihak pemerintah yang berkuasa dibantu tentara dengan kelompok oposisi atau pemberontak yang bernama Revolutionary United Front (RUF). Kelompok RUF menyatakan bahwa mereka memberontak atas nama rakyat. Kelompok RUF ingin menggulingkan dan merebut kekuasaan pemerintah yang berkuasa pada saat itu dikarenakan ketidakpuasaan mereka terhadap kinerja pemerintah selama ini dalam menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pemerintah dianggap serakah karena telah mengeksploitasi sumber daya alam (berlian) Sierra Leone demi kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. RUF menggulingkan pemerintahan dengan melakukan kekerasan dan pembantaian terhadap masyarakat sipil. Akibatnya banyak masyarakat sipil yang tewas dan mengungsi ke negara tetangga seperti Guinea. Anak-anak diculik, direkrut menjadi tentara RUF, diajarkan cara menggunakan senjata dan dipaksa melakukan tindak kejahatan bersenjata. Bahkan kelompok RUF juga memotong tangan masyarakat sipil agar tidak bisa ikut dalam pemilihan umum, sehingga pemilihan umum tersebut tidak dapat terlaksana. Selain itu RUF memiliki motif lain, yaitu ingin merebut tambang berlian yang selama ini dianggap telah diekspoitasi negara dan hanya dinikmati oleh negara lain. Masyarakat sipil yang diculik pun dipaksa menjadi pendulang berlian. Berlian-berlian itu kemudian diselundupkan oleh tentara bayaran melalui Liberia dan dijual ke negara-negara maju dan ke kartel industri berlian untuk mendapatkan uang atau di barter dengan senjata-senjata untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Sementara disisi lain, pemerintah juga tidak ingin melepaskan tambang-tambang berlian kepada RUF namun karena kurangnya kekuatan militer pemerintah maka pemerintah berusaha mempertahankannya dengan cara menyewa tentara bayaran guna menghentikan pemberontakan RUF. Pemerintah memberikan imbalan kepada tentara bayaran berupa konsensi tambang berlian.
Gambar 2 : analogi konflik bawang bombay setelah pihak eksternal terlibat
Dari sini kemudian eskalasi konflik semakin meningkat, ketika banyak pihak-pihak eksternal yang terlibat dalam konflik ini. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda beda, ada pihak yang berusaha membantu penyelesaian konflik dan ada juga pihak yang berusaha memanfaatkan situasi konflik ini demi mencapai keuntungan sebanyak-banyaknya.
Berlian-berlian yang dijual dan diekspor oleh negara Liberia kepada kartel industri berlian mulai dipertanyakan asalnya. Walau sebenarnya para kartel industry berlian sendiri tidak memperdulikan darimana asal berlian tersebut, yang terpenting adalah mencari keuntungan bahkan dengan cara menimbun berlian-berlian tersebut agar harganya melambung tinggi. Berlian tersebut di ekspor oleh negara Liberia yang tidak memiliki sumber daya alam berlian, hal ini menimbulkan kecurigaan sehingga wartawan mencoba mencari informasi asal berlian tersebut. Namun dikarenakan situasi politik dan kemanan yang tidak mendukung, secara tidak langsung menutup akses wartawan untuk mencari fakta secara leluasa. Atas dasar dugaan bahwa berlian-berlian yang di ekspor melalui Liberia tersebut sebenarnya berasal dari daerah konflik Sierra Leone, kemudian banyak negara-negara maju seperti Inggris (London) yang sepakat untuk melarang ekspor berlian dari daerah-daerah konflik. Dengan menutup kegiatan eksor impor berlian ini diharapkan dapat mengurangi penjualan berlian illegal dan diharapkan hal ini dapat mengurangi eskalasi konflik serta mengusahakan adanya upaya perdamaian dan kestabilan keamanan di wilayah Sierra Leone. Banyaknya masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan keluarganya lalu mengungsi ke negara-negara tetangga, seperti Guinea membuat organisasi internasional seperti PBB melalui program World Food Programme dan UNHCR kemudian memberikan bantuan baik dari segi makanan maupun keamanan sampai konflik di Sierra Leone berakhir.

Disisi lain keberadaan tentara bayaran terus melakukan konspirasi guna mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Disatu pihak, mereka menyatakan membantu pemerintah untuk menghentikan aksi pemberontakan yang dilakukan RUF. Namun dipihak lain, mereka juga ingin mendapatkan keuntungan dari bisnis berlian. Itu sebabnya mereka juga membantu RUF untuk memasok senjata-senjata dari luar yang dibarter dengan berlian. Konspirasi yang dimaksudkan disini adalah dengan terus memasok senjata-senjata untuk RUF maka perlawanan dan pemberontakan dapat terus terjadi. Sehingga pemerintah terus meminta bantuan dari tentara bayaran. Sehingga tentara bayaran tentunya tidak hanya mendapatkan keuntungan tambang berlian dari pemerintah saja, tetapi juga mendapatkan keuntungan  dari berlian-berlian hasil memasok senjata ke RUF. Keberadaan tentara bayaran inilah yang kemudian semakin memperparah dan memperpanjang konflik di daerah Sierra Leone.

0 comment:

Posting Komentar

give me a positive comment :)

 

Copyright © 2010 Every Step That I Take Along With God Blogger Template by Dzignine