NAMA : RIA
ROSIANNA S
NIM : 1002045106
MATAKULIAH : STUDI PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN
KELAS : HI REGULER B 2010
1)
Buatlah
rencana program pengembangan kawasan perbatasan antar negara (secara umum) !
·
Menyediakan
infrastruktur guna memudahkan pembangunan dan pengembangan wilayah perbatasan
antar negara
·
Membangun
sarana dan prasarana umum yang layak dan memadai seperti jalan, angkutan
perhubungan darat dan laut, sekolah, puskesmas atau rumah sakit, rumah ibadah,
sarana pembangkit listrik, sarana komunikasi, pasar dan perbankan.
·
Meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia
·
Melestarikan,
mengembangkan dan meningkatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berada di
wilayah perbatasan.
·
Mengoptimalkan
kerjasama pembangunan antar negara di bidang keamanan, sosial dan ekonomi.
·
Mempertegas
garis-garis batas antar negara.
·
Membuat
pos-pos lintas batas yang dijaga ketat oleh petugas yang selalu siaga demi
mengurangi pelaggaran-pelanggaran hukum dan menciptakan ketertiban serta
penegakan hukum di wilayah-wilayah perbatasan.
·
Menciptakan
sebuah lembaga yang mampu mengelola pengembangan wilayah perbatasan secara
seimbang baik dari sisi kesejahteraan maupun keamanan.
2)
Buatlah
identifikasi permasalahan wilayah perbatasan yang saudara anggap penting untuk
dibangun, lengkap dengan program pembangunan yang harus diimplementasikan!
PULAU MIANGAS
Letak geografis
Pulau Miangas adalah pada 5° 34' 02'' LU dan 126° 34' 54'' BT terdapat TD
No. 056 dan TR No. 056. Miangas lebih dekat dengan Filipina ketimbang
dengan wilayah Indonesia lainnya. Jarak antara Miangas dengan Santa Agustin
atau General Santos Mindanao Filipina Selatan dapat ditempuh dalam waktu 2
hingga 3 jam. Sementara jarak Miangas dengan Melonguane, ibu kota Kabupaten
Talaud, sekitar 90 mil. Pelayaran dari Miangas ke Manado, sejauh
275 milih bisa memakan waktu sampai dua hari. Bagi masyarakat Talaud, pulau
Miangas juga disebut Tinonda. Pulau ini letaknya terpencil di tepi samudera
Pasific dan berhadapan langsung dengan pulau Mindanao Filipina. Luasnya, hanya
sekitar 3,5 kilometer persegi.
Untuk bisa ke
Miangas, kapal Pelni dari Pelabuhan Bitung Menado tersedia dua minggu sekali.
Kalau cuaca bagus bisa ditempuh 20 jam, tapi kalau gelombang besar,
biasanya kapal urung merapat ke pulau tersebut. Pulau ini juga lebih dekat ke
Mindanao, Filipina. Warga Miangas hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga jam
perjalanan dengan pamboat ke Santa Agustien atau General Santos. Bandingkan
dengan jarak Miangas ke Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, sekitar 90 mil.
Untuk ke Manado, warga Miangas akan menempuh waktu sampai dua hari karena
jaraknya mencapai 275 mil. Masyarakat
lebih lebih mudah dan murah membeli barang kebutuhan dari wilayah Filipina.
Uang yang mereka pergunakan umumnya adalah peso. Uang peso dibelanjakan warga
Miangas untuk membeli kebutuhan sehari-hari di daerah General Santos.Beras dan
gula pasir relatif lebih murah dibeli di Filipina ketimbang membeli di
Melonguane atau Manado karena mereka juga mempertimbangkan risiko dan biaya
perjalanan. Jalur niaga yang terbuka di antara pulau-pulau di perbatasan
tersebut justru memberi peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat meski
dalam skala kecil. Awalnya perdagangan di sana dilakukan secara barter,
tukar-menukar barang. Akan tetapi, barter hasil bumi masyarakat Miangas sangat
tergantung dengan harga komoditas perkebunan pasar internasional. Perdagangan
barter kerap timpang dan merugikan warga Miangas. Ketika kopra melimpah,
harganya justru turun saat dijual ke Filipina. Warga sangat kesulitan
manakala hasil bumi tidak bisa dijual karena kondisi laut mengganas.
Pulau Miangas menarik perhatian banyak kalangan. Pasalnya, pulau tersebut
kerap diklaim oleh Filiphina, dan mereka menyebutnya “Las Palmas.” Ditilik dari
aspek pendudukan efektif, sebenarnya sudah tidak ada masalah pemerintahan
Indonesia sudah lama berjalan. Namun, dalam aspek ekonomi dan keamanan tampak
masih perlu perhatian karena terdapat potensi kerawanan yang patut dicermati.
Letak pulau Miangas yang jauh terpencil memang bisa saja dimanfaatkan oleh
pihak tertentu melakukan kejahatan lintas negara seperti .penyelundupan senjata
dan narkoba, pencurian ikan dan kekayaan alam laut, minuman keras, dan
sebagainya. Tak tertutup kemungkinan di wilayah perairan perbatasan
Miangas dijadikan jalur lintas batas para teroris, tanpa terdeteksi oleh pos
keamanan lintas batas di Pulau Miangas.
Untuk mendeteksi kegiatan kejahatan antarnegara yang mau
menyusup ke kawasan perairan laut perbatasan NKRI di bagian utara di
Pulau Miangas tidak mudah. Sekalipun sudah terdapat beberapa pos penjagaan
keamanan dari TNI AL, TNI AD, dan Polri. Tapi dengan kondisi sarana penunjang
infrastruktur keamanan yang masih tergolong pas-pasan, sangat sulit menghalau
perlakuan kejahatan antarnegara. Peralatan TNI dan Polri yang disiagakan di
Pulau Miangas, saat ini sangat tidak sebanding dengan luas wilayah yang
harus dijaga dan diamankan. Dengan kondisi ekonomi buruk, miskin, fasilitas
kesehatan kurang menunjang, dan sarana pendidikan serba pas-pasan, mustahil
warga Miangas dapat menjadi penjaga perbatasan.
Cukup lama
pulau ini dibiarkan tidak terawat, dan 80 persen masyarakatnya berstatus
miskin. Sebenarnya jika dikelola dengan baik, pulau ini memiliki potensi menguntungkan
bagi masyarakat setempat. Miangas sangat indah dan menawan. Air lautnya jernih
hingga menembus ke dasar laut, pantai pasir putihnya landai dan sangat
bersih. Sudah saatnya Miangas
ditata sebagai beranda depan Indonesia di bagian utara.
PROGRAM PEMBANGUNAN YANG HARUS DIIMPLEMENTASIKAN
·
Pertama, yang harus dilakukan adalah
meningkatkan kesiagaan petugas-petugas di pos-pos penjagaan perbatasan untuk
mengurangi dan mengehntikan kejahatan lintas negara terutama llegal fishing
yang selama ini kerap dilakukan oleh nelayan-nelayan dari Filiphina. Kesiagaan
petugas ini harus dilengkapi dengan kelengkapan alat dan senjata guna
mempertahankan keamanan masyarakat dan Pulau Miangas.
·
Kedua, membuat sarana perhubungan bagi
masyarakat di Pulau Miangas, sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan dan
transaksi ekonomi dengan mudah ke wilayah-wilayah di Indonesia tanpa harus
menuju Mindanao, Filiphina.
·
Ketiga, membangun pusat-pusat
pertumbuhan seperti pasar dan perbankan, sehingga masyarakat Pulau Miangas
dapat membeli kebutuhan hidup mereka dengan harga yang cukup terjangkau dan
mengurangi resiko perjalanan jika membeli kebutuhan di Filiphina.
·
Membangun saran dan prasarana lain yang
dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Pulau Miangas seperti
pembangunan sekolah, puskesmas atau rumah sakit, infrastruktur jalan, sarana
tenaga listrik dan sarana komunikasi.
3. Apa kendala yang dihadapi sehingga pembangunan wilayah perbatasan di
Indonesia tidak berjalan maksimal?
· Kebijakan pemerintah Indonesia yang belum berpihak pada
pembangunan wilayah perbatasan sehingga Indonesia tidak memiliki strategi
nasional pembangunan wilayah perbatasan.
·
Adanya
oknum-oknum yang berprilaku buruk sehingga pelanggaran-pelangaran di wilayah
perbatasan terhambat.
·
Adanya
perspektif (mindset) yang memposisikan dan menganggap bahwa wilayah perbatasan
hanya sebagai halaman belakang yang berakibat pada kesenjangan pembangunan,
baik kesenjangan pembangunan wilayah perbatasan dengan wilayah perkotaan maupun
kesenjangan pembangunan wilayah perbatasan Indonesia dengan wilayah perbatasan
negara tetangga.
·
Sarana
dan prasarana yang minim di wilayah perbatasan yang berakibat pada rendahnya
kualitas sumber daya alam ( kemiskinan, keterbelakangan, terisolasi )
·
Belum
diselesaikannya dan disepakatinya gars-garis batas dengan negara tetangga
secara menyeluruh.
·
Penyebaran
penduduk yang tidak merata membuat pemerintah sulit mengadakan pembangunan yang
berpusat di salah satu wilayah yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat
perbatasan.
·
Kuarangnya
kesiagaan petugas di pos-pos lintas batas yang menyebabkan masih banyak terjadi
pelanggaran hukum seperti illegal fishing dan illegal logging.
· Belum adanya kelembagaan yang khusus mengelola
wilayah-wilayah perbatasan.
0 comment:
Posting Komentar
give me a positive comment :)