UNHCR sebagai “Guardian” Pengungsi

| Minggu, 27 Oktober 2013
UNHCR sebagai “Guardian” Pengungsi
RIA ROSIANNA SIMBOLON
1002045106
HI REGULER B ‘10
Peran UNHCR sebagai organisasi internasional yang bertanggung jawab menangani pengungsi terlihat ketika konflik di suatu negara maupun antar negara semakin sering terjadi mulai karena berbagai macam isu mengenai kepentingan sampai isu penggulingan rezim pemerintahan, tanpa memperhatikan nasib masyarakat sipil yang akhirnya menjadi korban dan harus menanggung beban sebagai pengungsi di negara lain.


PENDAHULUAN
Sejak Maret 2011, rezim Bashar al-Assad terancam digulingkan oleh kelompok oposisi Suriah. Peta politik di Suriah dikuasai kelompok Syiah Alawiyah yang berhasil memperluas kekuatan militer serta membentuk undang-undang yang membatasi pergerakan kelompok oposisi yang sebagian besar bermazhab Sunni. Kelompok minoritas Syiah Alawiyah mampu menguasai berbagai sektor perekonomian di Suriah hingga Bashar al-Assad menjadi Presiden di Suriah. Sikap diskriminasi ini menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan Sunni hingga berujung pada perlawanan untuk menuntut reformasi politik dalam pemerintahan. Tuntutan tersebut membuat pemerintah merombak struktur parlemen dan pemerintahan, namun rakyat menolak karena menganggap struktur pemerintahan masih dijabat orang-orang yang memang dekat dengan Bashar al-Assad.  Bashar al-Assad bersikeras tetap mempertahankan kekuasaannya walau harus menggunakan kekerasan. Sikap tersebut memunculkan gelombang demonstrasi menuntut Bashar al-Assad untuk segera mundur dan melaksanakan pemilu dalam waktu dekat. Gerakan reformasi berupa unjuk rasa damai pun berubah menjadi konflik bersenjata. Tidak sedikit korban jiwa menjadi korban sehingga kondisi yang tidak kondusif ini akhirnya memaksa ratusan ribu penduduk Suriah untuk pergi keluar dari negaranya demi mendapatkan perlindungan. Sampai dengan tanggal 1 Februari 2013 menurut data UNHCR sebanyak 728.553 pengungsi Suriah telah teregistrasi sebagai pengungsi. Jumlah ini terdiri dari 237.623 di Libanon, 227.484 di Yordania, 163.161 di Turki, 79.769 di Irak, 14.478 di Mesir, dan 6.338 di Afrika Utara.[1]
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana upaya UNHCR dalam memberikan perlindungan terhadap pengungsi Suriah yang berada di Libanon terkait perannya sebagai lembaga internasional yang menangani permasalahan pengungsi di dunia ? Tulisan ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan konsep organisasi internasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran UNHCR menangani fenomena global mengenai pengungsi yang saat ini berada di Libanon.
PEMBAHASAN
UNHCR diamanatkan oleh PBB untuk berperan memimpin dan mengkoordinasikan tindakan internasional untuk melindungi hak-hak pengungsi dan mencarikan jalan keluar serta solusi jangka panjang bagi permasalahan mereka di seluruh dunia[2]. Eksplorasi dan analisis aktivitas organisasi internasional akan menunjukkan sejumlah perannya, yaitu inisiator, fasilitator, mediator, rekonsiliator dan determinator.[3]
v Peran UNHCR sebagai Inisiator
UNHCR berperan sebagai inisiator ketika pemerintah Libanon dengan menyatakan bahwa negaranya membutuhkan bantuan dari dunia internasional terutama PBB untuk menyalurkan bantuan terhadap pengungsi Suriah yang berada di negaranya.
Libanon sebagai host country tidak hanya membutuhkan bantuan material tetapi juga bantuan non-material untuk menangani gelombang pengungsi yang memasuki wilayah negaranya yang semakin memuncak pada tahun 2012 sampai saat ini. Walaupun Libanon bukan negara pihak penandatangan Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentang Status Pengungsi, UNHCR tetap turun tangan untuk membantu dengan membawa bantuan kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan mandat yang telah diterima UNHCR oleh PBB.
v Peran UNHCR sebagai Fasilitator
UNHCR bekerja sama dengan Departemen Urusan Pendidikan dan Sosial Libanon untuk meningkatkan kondisi anak-anak Suriah di Libanon.[4] UNHCR dan mitranya membuat program Back to School yang bertujuan untuk mendorong pendaftaran anak-anak sekolah dan memberikan informasi kepada para pengungsi tentang cara mendaftar di sekolah. Transportasi ke sekolah disediakan bagi mereka yang membutuhkan. Tas sekolah dan seragam juga didistribusikan pada anak-anak yang sudah terdaftar. Selama liburan musim panas, UNHCR juga menyediakan kelas untuk membantu anak-anak pengungsi mengejar ketinggalannya.
Harapan para pengungsi untuk mendapat perlindungan semakin nyata saat UNHCR dan mitranya segera mencarikan tempat berlindung. Sebagian besar pindah ke rumah sewa melalui hibah bantuan tunai.[5] UNHCR mengidentifikasi beberapa bangunan yang telah ditinggalkan pemiliknya dan bisa direhabilitasi untuk menjadi tempat penampungan.[6] Keluarga yang membutuhkan akan menerima hibah rata-rata US$ 240 per bulan untuk meningkatkan kemampuan pengungsi membeli pakaian, biaya sewa, perlengkapan dapur, dan barang rumah tangga lainnya di pasar Libanon dan ini juga berkontribusi terhadap perekonomian Libanon.[7]
UNHCR dan mitranya juga menjalankan program kesehatan dan kesadaran mental untuk membantu pengungsi menghadapi tekanan besar dari pengangguran dan masalah seperti beradaptasi dengan kehidupan di Libanon, serta trauma kehilangan anggota keluarga di Suriah.[8]
v Peran UNHCR sebagai Mediator dan Rekonsiliator
Menurut Sumaryo Suryokusumo, organisasi internasional adalah : “suatu proses; organisasi internasional juga menyangkut aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang  telah dicapai pada waktu tertentu. Organisasi internasional juga diperlukan dalam rangka kerjasama menyesuaikan dan mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan serta memecahkan persoalan bersama serta mengurangi pertikaian yang timbul”.[9]
Dalam menangani pengungsi Suriah, UNHCR mengupayakan kerjasama antara pemerintah Suriah dan Libanon untuk mencari solusi bersama. Solusi terbaik adalah repatriasi atau pengembalian kembali pengungsi Suriah ke negara asalnya. Mengingat sampai saat ini situasi belum kondusif, solusi tersebut belum mampu dilakukan oleh UNHCR. UNHCR hanya dapat memastikan bahwa para pengungsi Suriah tidak dikembalikan atau dipulangkan sampai kondisi dan situasi di Suriah benar-benar aman.
v Peran UNHCR sebagai Determinator
Berdasarkan Konvensi 1951 dan Protokol 1967, UNHCR mempunyai kewenangan untuk menentukan status bagi pengungsi. Oleh karenanya, ketika terjadi pergerakan pengungsi ke Libanon, UNHCR langsung menyediakan informasi mengenai penyebaran kantor pendaftaran UNHCR untuk mendorong warga Suriah yang membutuhkan perlindungan dan bantuan untuk mendaftarkan dirinya sebagai pengungsi.[10] Di Libanon, rata-rata 1.500 pengungsi teregister UNHCR melalui empat pusat pendaftaran. UNHCR berencana membuka pusat pendaftaran baru sebagai respons terhadap peningkatan pengungsi Suriah. UNHCR juga menggunakan pendaftaran mobile untuk menjangkau mereka yang tidak dapat mencapai pusat-pusat pendaftaran.
PENUTUP
Dalam hal ini UNHCR sebagai organisasi internasional yang menangani pengungsi sudah memberikan peran yang sangat baik, sebagai “Guardian” pengungsi. Walau masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung. UNHCR sebaiknya lebih giat untuk mempromosikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat internasional mengenai hukum pengungsi internasional agar lebih banyak lagi negara yang bersedia untuk meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967. Hal ini paling tidak dapat mencegah negara untuk tidak bertindak sewenang-wenang memperlakukan para pengungsi apalagi sampai memulangkan atau mengusir secara paksa (non refoulment) pengungsi dari negara mereka. Walaupun sebenarnya prinsip non refoulment ini telah menjadi hukum kebiasaan internasional, akan tetapi negara tetap memiliki kedaulatan penuh. Sehingga tidak menutup kemungkinan negara bisa mengusir pengungsi dengan alasan keamanan nasional misalnya.

Referensi
Buku
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya, cetakan kedua, 2006.
Suherman, Ade Maman Organisasi Internasional & Integrasi Ekonomi Regional dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003

World Wide Web
Amid Conflict in Syria, Neighbouring Countries See Rising Numbers of Refugees dalam http://www.unhcr.org/5024eddf9.html , diakses tanggal 5 Maret 2013
Refugee Outflow Into Neighbouring Countries Still Growing Fast, Amid Violence in Syria dalam http://www.unhcr.org/502e22779.html , diakses tanggal 1 Maret 2013
Syria Region: Focus on Enrolling Refugee Children in Schools, Iraq Border Crossing Opens at Al Qaem dalam http://www.unhcr.org/505c46759.html , diakses tanggal 3 Maret 2013
Syria: Doubling of Refugees Fleeing to Jordan dalam http://www.unhcr.org/503ca1c99.html , diakses tanggal 4 Maret 2013
UNHCR Further Scaling up Syria Refugee Operations, as Crisis Grows dalam http://www.unhcr.org/50fe86c29.html , diakses tanggal 4 Maret 2013
UNHCR Humanitarian Aid Convoy Reaches Displaced People in Northern Syria dalam http://www.unhcr.org/510b8efb6.html , diakses tanggal 27 Februari 2013
UNHCR, “UNHCR Mandate”, dalam http://www.unhcr.org.mt/index.php/about-us/unhcrmandate , diakses tanggal 27 Februari 2013
UNHCR Operations Scaling up Further in Syria, and Across Region as Refugee Numbers Grow dalam http://www.unhcr.org/5049cd8c9.html , diakses tanggal 5 Maret 2013


[1] Dikutip dari “UNHCR Humanitarian Aid Convoy Reaches Displaced People in Northern Syria dalam http://www.unhcr.org/510b8efb6.html , diakses tanggal 27 Februari 2013.
[2] Dikutip dari UNHCR, “UNHCR Mandate”, dalam http://www.unhcr.org.mt/index.php/about-us/unhcrmandate , diakses tanggal 27 Februari 2013
[3] Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung, Remaja Rosdakaya, cetakan kedua, 2006, hal. 95.
[4] Dikutip dari “Refugee Outflow Into Neighbouring Countries Still Growing Fast, Amid Violence in Syria” dalam  http://www.unhcr.org/502e22779.html , diakses tanggal 1 Maret 2013
[5] Dikutip dari “Syria Region: Focus on Enrolling Refugee Children in Schools, Iraq Border Crossing Opens at Al Qaem dalam http://www.unhcr.org/505c46759.html , diakses tanggal 3 Maret 2013
[6] Dikutip dari “Syria: Doubling of Refugees Fleeing to Jordan” dalam http://www.unhcr.org/503ca1c99.html , diakses tanggal 4 Maret 2013
[8] Dikutip dari “UNHCR Operations Scaling up Further in Syria, and Across Region as Refugee Numbers Grow” dalam http://www.unhcr.org/5049cd8c9.html , diakses tanggal 5 Maret 2013

[9] Ade Maman Suherman , Organisasi Internasional & Integrasi Ekonomi Regional dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi , Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 48.
[10] Dikutip dari “Amid Conflict in Syria, Neighbouring Countries See Rising Numbers of Refugees” dalam http://www.unhcr.org/5024eddf9.html , diakses tanggal 5 Maret 2013

0 comment:

Posting Komentar

give me a positive comment :)

 

Copyright © 2010 Every Step That I Take Along With God Blogger Template by Dzignine